Pengolahan Limbah Peternakan Babi


Beternak babi merupakan salah satu usaha yang dikelola oleh sebagian penduduk di Indonesia. Hal ini dikarenakan dapat memberikan keuntungan yang besar jika dikelolah dengan baik termasuk kotorannya yang dapat dijadikan sebagai pupuk dan sumber bahan bakar yang menjanjikan. Limbah cair kotoran babi dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan pencemaran. Hal ini disebabkan adanya senyawa amonia, nitrat dan Total Dissolved solid (TDS) dan Total Suspended Solid (TSS).


Munculnya amonia dalam kotoran merupakan hasil dari sisa proses pencernaan protein yang tidak sempurna. Sisa protein yang banyak tersebut akan menyebabkan banyak unsur Nitrogen (N) di dalam kotoran yang selanjutnya sisa protein itu akan diubah menjadi amonia (NH3) atau amonium (NH4+). Amonia dalam konsentrasi yang kecil akan menimbulkan bau yang tidak sedap, namun dalam konsentrasi yang besar dapat berdampak pada masalah pernapasan, iritasi, serta dapat menyebabkan kematian.

Adanya Siklus Nitrogen (nitrifikasi) akan menyebabkan amonia teroksidasi menjadi nitrit oleh Bakteri Nitrosomonas yang kemudian teroksidasi menjadi nitrat oleh Bakteri Nitrobacter yang berlangsung secara anaerob. Nitrat yang terbentuk ini merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman alga di perairan sehingga dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang selanjutnya dapat memacu pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Hal ini dapat mengurangi dan menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam perairan. Nitrat yang terdapat dalam perairan dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk di dalamnya.

Kandungan nitrat yang banyak juga dapat menyebabkan depresi, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kematian.