Pengolahan dan Pengelolaan Tailing di Kecamatan Padang Cermin


Usaha pertambangan ini sering dianggap sebagai penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan. Sebagai contoh, pengolahan emas dengan metode amalgamasi dimana merkuri digunakan sebagai media untuk mengikat merkuri.Mengingat sifat merkuri yang berbahaya, maka penyebarannya perlu diawasi agar penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah.

Untuk menekan jumlah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan penambangan emas perlu dilakukan perbaikan sistem pengolahan. Untuk mencapai hal tersebut,maka diperlukan upaya pendekatan melalui penanganan tailing yang berwawasan lingkungan sekaligus peningkatan efisiensi penggunaan merkuri untuk meningkatkan perolehan emas.Untuk penanganan limbah (tailing) penambangan rakyat dapat diusahakandengan :

1.Air limbah dari proses pemisahan emas diperlukan proses pengolahansebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu rangkaian proses sederhana yangdiperlukan untuk penurunan kadar merkuri adalah berupa proses koagulasi,sedimentasi, dan filtrasi. Menurut Droste (1994) dalam Taviv (2010), dari rangkaian proses tersebut dapat menurunkan kadar merkuri sebesar 20 ± 90%.


2.Pada proses pemanasan/pemijaran campuran biji emas dengan air raksa akan menguapkan air raksa yang ada, sehingga kegiatan ini harus dilakukan jauh dari pemukiman penduduk, dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan arah angin (Taviv, 2010).


3.Menggunakan bioabsorber. Secara teknisdapat dilakukan dengan membuat embung/waduk kecil sebelum pembuangan akhir (badan air). Embung tersebut harus dijadikan sebagai muara buangan air limbah pertambanganrakyat sehingga terkonsentrasi pada satu tempat. Pada embung tersebutditumbuhkan eceng gondok yang akan mengadsorpsi logam berat yangterlarut didalamnya. Sebagai pengolahan akhir sebelum dibuang ke pembuangan air dapat digunakan saringan karbon aktif untuk mengadsorbsikandungan sisa yang belum dapat diikat/di absorbsi oleh eceng gondok (Bilad, 2009).